[Straight news] - Gedung Djoeang ‘45, Tempat Hangout Estetik dan Instagramable di Kota Solo

Gedung Djoeang '45, Tempat Hangout Estetik dan Instagramable di Kota Solo

Penulis: Tiara Eka Maharani 

Suasana kompleks Gedung Djoeang ‘45 di Kota Solo pada sore hari (24/6/2022). (Tiara Eka Maharani)

    SOLO-Gedung Djoeang ‘45 menjadi salah satu tempat hangout di Solo yang ramai dikunjungi. Gedung yang buka pada 2019 ini terletak di tempat yang strategis tepatnya di Jalan Kapten Mulyadi No.113, Kedung Lumbu, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Gedung ini dekat dengan ikon kota Solo, yaitu Benteng Vastenburg. Selain itu, dekat dengan pusat perbelanjaan yang terkenal di Solo, seperti Beteng Trade Center (BTC) dan Pusat Grosir Solo (PGS).

    Bangunan bernuansa Eropa ini dulunya merupakan sekolah dan asrama sekaligus sebagai kompleks militer Benteng Vastenburg peninggalan Hindia Belanda tahun 1880. Gedung Djoeang bisa dikunjungi setiap hari. Hari Senin-Kamis pada pukul 10.00-22.00 WIB, sedangkan hari Jumat-Minggu pada pukul 11.00-23.00 WIB. Harga tiket masuk ke gedung ini gratis tetapi jika ingin masuk ke area dalam harus membeli gelato. Gelato yang dijual memiliki berbagai varian rasa dengan harga mulai dari Rp18.000.

    Salah satu pengunjung, Dinda, mengaku sering berkunjung ke Gedung Djoeang. Bangunan yang dulunya terlihat kuno dan terkesan menyeramkan, kini telah berubah menjadi bangunan yang instagramable dan cocok untuk kaum milenial.

    Udah sering ke sini bareng teman-teman gitu. Gedungnya bagus, pelayanannya juga ramah. Terus gelatonya enak dan murah juga. Ke sini biasanya buat foto-foto karena saya sangat suka foto-foto gitu. Kalau sekarang ini saya mau foto-foto buat endorse barang,” jelas dia, saat diwawancarai, Jumat (24/6/2022).

    Dinda menambahkan gedung ini ramai dikunjungi. Tempatnya yang unik dan cantik mampu menarik minat wisatawan dari berbagai kalangan untuk berkunjung.

    “Karena rumah saya dekat dari sini, biasanya pas hari libur atau minggu itu sering saya lihat ramai banget. Pengunjungnya banyak sih, ada anak-anak, remaja hingga orang tua. Gedung ini juga sering dikunjungi turis. Ada banyak spot foto yang bisa dipakai, apalagi di area dalam tapi saya baru pertama kali masuk yang area dalamnya. Saat malam hari itu malah tambah bagus tempatnya,” imbuh perempuan berumur 17 tahun tersebut.

Arsitektur bangunan bergaya heritage sebagai spot foto di Gedung Djoeang ‘45, Jumat (24/6/2022).
(Tiara Eka Maharani)

    Pengunjung lainnya, Ratika Della, juga mengaku sering berkunjung ke Gedung Djoeang untuk hunting foto yang estetik. Ia merasa spot-spot foto yang disediakan sangat bagus dan kekinian.

    “Saya sudah sering berkunjung ke sini bareng sepupu dan kadang juga teman. Kalau ke sini biasanya sore atau malam gitu. Saya sangat suka tempatnya. Bagus banget, apalagi kalau malam ada lampu-lampunya cocok buat foto-foto. Selain itu, pas malam juga ada live music,” kata dia.

    Ratika menjelaskan selain dijadikan sebagai tempat berburu foto, gedung ini juga bisa dijadikan untuk acara lain.

    “Yang saya tahu gedung ini tuh biasanya sebagai tempat foto-foto, seperti tempat foto untuk photoshoot, foto untuk buku kenangan, atau foto untuk iseng-iseng saja buat koleksi pribadi. Gedung ini juga bisa digunakan untuk pesta pernikahan,” imbuh dia.

Area luar Gedung Djoeang ’45, Jumat (24/6/2022).
(Tiara Eka Maharani)

    Sementara itu, pengunjung lainnya, Rukiyah, mengatakan baru pertama kali berkunjung ke Gedung Djoeang. Adanya ide pemerintah untuk merenovasi bangunan pada Gedung Djoeang patut diapresiasi. Selain sebagai tempat foto, bangunan ini juga dapat dijadikan untuk mengenang sejarah.

    “Saya dari Padang dan baru pertama kali ke sini. Tadi lagi jalan-jalan sore mampir ke PGS, terus enggak sengaja lihat ini ya mampir. Bangunannya baguslah ya buat foto, sepertinya ini juga dari bangunan zaman dulu peninggalan pemerintah. Baguslah pemerintah memberikan layanan kepada masyarakat dengan adanya bangunan ini, apalagi ini di sekitarnya banyak yang jualan,” ujar perempuan berumur 56 tahun tersebut.

    Salah satu penjaga parkir, Helsa, memaparkan suasana di Gedung Djoeang tak menentu, terkadang ramai tapi kadang juga sepi.

    “Suasananya ya seperti ini. Kadang ramai, kadang juga sepi. Gedungnya buka dari pagi sampai malam. Kalau ramai itu di jam 15.00-21.00 WIB, sedangkan yang sepi saat baru buka gitu jam 11.00-12.00 WIB,” terang dia.

Komentar